Sepeda Motor
Meskipun terlahir di Jakarta, dari kecil hingga tahun 2011 (kuliah semester awal), orangtua dan saya tinggal di Bekasi. Pertengahan tahun 2011, keluarga saya pindah ke Jakarta, yaitu Cempaka Mas, Jakarta Pusat. Namun karena berbagai alasan, salah satunya kecintaan saya terhadap Pocky (anjing yang saya pelihara sejak umur 2 minggu), rumah di Bekasi tetap saya tempati. Jadi intinya, saya tinggal di dua tempat, yaitu Bekasi dan Cempaka Mas.
Sejak duduk di bangku SMA, saya sudah menggunakan sepeda motor sebagai alat transportasi. Kebetulan jarak rumah dan sekolah tidak begitu jauh yaitu +/-10 Km. Kebiasaan tersebut terbawa hingga saya kuliah.
Saya kuliah di Universitas Bina Nusantara, Kemanggisan, Jakarta Barat. Hampir setiap hari saya menempuh perjalanan 60 Km (pulang pergi Bekasi-Binus).
Pada semester awal saya kos di sekitar kampus, namun semester selanjutnya sampai dengan lulus saya memilih pulang pergi.
Tidak sampai di situ, setelah lulus kuliah, saya mendapatkan pekerjaan di daerah Senayan, Jakarta, saya juga menggunakan sepeda motor ke kantor, baik pulang ke Bekasi maupun Cempaka Mas.
Namun di sini masalahnya. Kemacetan yang saya rasakan selama saya periode kuliah 2007-2011, tidak sama dengan kemacetan 2012-sekarang, karena banyaknya proyek-proyek seperti mall, apartment, perkantoran, dan pusat keramaian lainnya. Belum lagi bertambahnya orang di Jakarta, sehingga perjalanan naik motor sudah sangat melelahkan bagi saya (ditambah lagi jika kondisi cuaca hujan) dan saya mulai berpikir untuk tidak menggunakan sepeda motor lagi sebagai alat transportasi.
Commuterline dan Transjakarta
Setelah mencari informasi melalui media internet, saya memutuskan untuk mencoba commuterline dari Kranji. Kebetulan jarak rumah sampai stasiun hanya 10 menit jika naik motor dengan kecepatan standar. Saya mulai naik Commuterline sekitar bulan September 2013 hingga saat ini. Saat ini, tarif Kranji-Sudirman Rp 2rb. Dari Sudirman ke Senayan bisa naik Kopaja M19 (Rp 4rb), transjakarta dari halte Tosari/Dukuh atas (Rp 3.5rb), bus bianglala (Rp 5rb), ataupun bus gratis. Namun untuk yang saya sebutkan terakhir ini sangat terbatas jumlahnya sehingga saat beruntung saja baru ketemu. Sedangkan parkir motor di stasiun kranji adalah Rp 3rb/hari.
Seperti yang saya utarakan di awal tulisan ini, selain di Bekasi saya juga tinggal di Cempaka Mas. Jadi, saya menggunakan transjakarta untuk transportasi Cempaka Mas - Senayan ataupun sebaliknya dengan tarif normal Rp 3.5rb. Tarif khusus Rp 2rb, apabila masuk halte sebelum pukul 7 pagi.
Commuterline VS Transjakarta
Sejauh ini, saya cukup puas dengan pelayanan Commuterline, biasanya saya naik Commuterline pukul 06.44 WIB di Kranji, dan sampai Manggarai 20 menit kemudian (07.04), kemudian akan transit dengan kereta penyambung untuk arah ke Tanahabang ataupun transit dengan Commuterline Bogor-Tanahabang. Dari Manggarai, Sudirman hanya berselang 1 stasiun, sehingga kira-kira 07.20 saya sudah sampai di Sudirman.
Sebelumnya harus saya informasikan terlebih dahulu bahwa saat ini belum ada jurusan Bekasi-Sudirman, sehingga penumpang tujuan Sudirman dari Bekasi harus transit di Manggarai.
Apabila saya sedang menginap di Cempaka Mas, saya harus berangkat menggunakan Transjakarta (Tj) dengan rute Cempaka Mas - transit di Harmoni - lanjut ke arah Blok M (turun di Bunderan Senayan). Dengan rute tersebut, ironisnya apabila saya naik Tj pukul 06.44 WIB (sama seperti saya naik Commuterline dari Kranji), saya akan sampai Sudirman +/- pukul 08.15 (ini pun tidak pasti). Lebih ironisnya lagi, untuk dapat naik Tj di jam tsb saya harus antri dulu setengah jam sebelumnya!
Intinya, saya harus bangun lebih pagi untukberangkat dari Jakarta Pusat (Cempaka Mas) ke Senayan dibandingkan dari Bekasi Barat (Kranji) ke Senayan! Edun!
Saya sudah menjalani ini selama kurang lebih 1.5 tahun. Jadi, perbandingan ini saya rasakan bukan hanya dalam rentang yang singkat atau beberapa kali saja.
Kelebihan dan Kekurangan Commuterline
+ Hemat biaya, Kranji (Bekasi Barat) - Sudirman (Jakarta Pusat) hanya Rp 2rb.
+ Cepat sampai, Kranji (Bekasi Barat) - Sudirman (Jakarta Pusat) hanya +/- 45 menit di jam kerja
+ Dibandingkan naik mobil atau motor, badan tidak pegal serta pikiran tidak stress karena macet.
+ Kepastian jadwal keberangkatan.
+ Mampu mengangkut banyak penumpang.
- Commuterline pada jam sibuk sangat ramai, dan desak-desakan.
- Jika tidak hati - hati, bisa terkena copet.
- Jika ada gangguan sinyal, jangka waktu perjalanan akan molor.
- Sering ada pendingin kereta yang tidak berfungsi.
Kelebihan dan Kekurangan Transjakarta
+ Hemat biaya, karena bisa keliling Jakarta hanya dengan Rp 3.5rb.
- Jadwal tidak pasti, sering ada penumpukan penumpang*
- Kenyamanan bus tidak memadai, hanya koridor 1 (Jakarta Kota-Blok M) yang manusiawi.
- Bukan hanya tidak nyaman, tetapi bus sering mogok*
- Jika tidak hati - hati, bisa terkena copet.
*Rute: Pulogadung - Harmoni / Pulogadung - Kalideres.