Monday, December 25, 2017

Syopi's Effect

Seperti kita ketahui, periode Natal dan Tahun Baru selalu membawa kegembiraan dan sukacita untuk banyak orang. Lantas, apa yang terlintas di benak tentang perayaan Natal dan Tahun Baru? Selain tentang peribadatan Nasrani, mungkin ada yang berpikir liburan panjang, makan bersama, meniup terompet, atau malah tukeran kado.

Kali ini, saya akan sedikit membahas perihal tukeran kado. Oke kita mulai.
Adakah yang menyadari, apa bagian terbaik saat tukeran kado, baik bersama teman-teman ataupun keluarga? Menurut hemat saya bukan karena kita mendapat barang/ sesuatu yang baru, atau mendapat barang yang kita perlu/ ingin, atau mendapat hadiah. Sadar atau tidak, bagian terbaik tukeran kado adalah pada saat kita membuka/merobek bungkus kado tersebut! Silakan kita resapi, pada saat kita melakukan ritual pembukaan bungkus kado. Percaya ya cukur, nggak ya gondrong :p

Menurut saya, perasaan saat membuka bungkus kado tersebut adalah perasaan yang langka. Mengapa langka? karena kita hanya bisa mendapatkan perasaan tersebut saat tukeran kado saja. Biasanya setahun 1x atau maksimal 2x, kalaupun lebih itupun konsekutif di akhir tahun. Saya sendiri belum pernah mengalami tukeran kado secara periodik misalnya 4 bulan sekali, atau 3 bulan sekali.

Baru-baru ini, saya menyadari bahwa ada fenomena di mana perasaan yang mirip dengan tukeran kado itu bisa dimunculkan tanpa melakukan aktivitas tukeran kado. Terutama sejak saya mengunduh satu aplikasi market place yang sedang kekinian, sebut saja syopi. Pada aplikasi tersebut terdapat event yang biasa disebut Flash Sale. Event tersebut dibatasi oleh waktu, dan pada periode waktu tersebut terdapat sekian belas barang dengan jumlah terbatas yang diklaim dijual secara diskon. Setiap orang hanya bisa membeli masing-masing jenis barang hanya 1 buah. Setelah mencapai tenggat waktu tertentu, barang-barang yang dijual akan berganti. Begitu seterusnya.

Beberapa kali saya bertransaksi untuk membeli barang yang sebetulnya saya tidak perlu-perlu amat. Namun karena saya tahu harga barang itu sedang murah, "terpaksa" saya beli. Setelah melakukan pembayaran dan status pembelian barang berubah menjadi persiapan pengiriman, saya sangat menanti-nantikan barang tersebut tiba, apalagi saat barang tersebut telah tiba dan saya hendak membuka bungkus barang tersebut, sensasi tersebut saya rasakan, dan rasanya mirip seperti membuka kado! Padahal saya sudah mengetahui isi barangnya!

Hal ini sudah saya rasakan tidak hanya sekali, tetapi beberapa kali bahkan banyak kali. Sayangnya, pernah satu kali pesanan saya datang tanpa dibungkus tertutup alias hanya dikemas menggunakan plastik transparan sehingga terlihat isi bungkus dari luar. Tidak ada efek penasaran lagi, dan kegembiraan membuka bungkus barang pun tidak muncul.

Kembali ke kegembiraan membuka bungkus barang, apakah saya terjerat menjadi suka belanja daring? Jawabannya tidak. Namun, saya hanya menyukai sensasi menunggu barang tiba di rumah/ kantor dan sensasi membuka bungkus barang tersebut.

Apakah anda juga?

Sekian.