Tuesday, November 29, 2016

Tambal Ban "Laris Manis"

Siang tadi, setelah selesai menyesap teh pahit panas, aku bergegas berangkat ke rumah sakit untuk berobat. Meski usiaku masih tergolong muda, aku mengidap penyakit menahun, yaitu diare. Aku tidak ingat kapan tepatnya terakhir kali penyakit ini menjangkitiku, tetapi sepertinya sudah lebih dari 2 tahun belakangan diare absen dari kehidupanku. Harus diakui, menurutku mengidap diare tidaklah se-elit penyakit lainnya seperti gastro, vertigo, ataupun sinusitis. Namun sebagai manusia biasa aku hanya berserah kepada Tuhan dan tidak dapat memilih ataupun menolak penyakit apa yang dapat menjangkitiku. Adapun yang dapat aku lakukan hanyalah mencegah atau mencoba mengobati penyakit.

Dalam perjalanan menuju rumah sakit, aku melalui jalan yang aku lalui setiap hari saat berangkat bekerja yaitu Jalan Letjen Soeprapto. Setiap kali melewati jalan tersebut, aku selalu mengamati Pengusaha Tambal Ban (selanjutnya disebut PTB) di kiri jalan pada penghujung jalan (arah ke Senen). Setiap aku lewat di pagi hari pada hari kerja, ataupun siang atau sore hari pada hari libur, PTB selalu ramai konsumen. Aku mencoba mengasumsikan beberapa hal positif lebih dalam tentang faktor pemanis ramainya konsumen PTB.

Pertama, mungkin hasil tambalan PTB bagus, rapi, dan berkualitas prima. Yang kedua, mungkin juga karena harga jasa penambalan ban di tempat PTB kompetitif. Ketiga, mungkin PTB ramah dalam melayani konsumen. Terakhir, mungkin tempat usaha PTB strategis karena mengokupasi trotoar di salah satu jalan utama di Jakarta Pusat.

Sambil mengendarai sepeda motorku, aku berdoa dalam hati agar ban motorku kuat dan tidak pernah berkesempatan mampir ke PTB tersebut 🙏