Tuesday, January 2, 2018

Cucian Motor

Siang ini saya mencuci motor di tempat yang berbeda dari tempat biasanya, tepatnya berlokasi lebih jauh +- 300 meter dari tempat langganan. Saya menganalogikan tempat cucian motor yang biasanya saya singgahi adalah Tempat A, dan tempat yang baru hari ini saya singgahi adalah Tempat B. Selain lokasi yang tidak terlalu berjauhan, kualitas hasil cucian tidak banyak berbeda. Keduanya menampilkan hasil yang prima dalam membersihkan motor saya.

Namun ada hal yang menarik pada Tempat B. Setelah motor saya dicuci bersih dan serah terima dilakukan, saya memberikan uang pecahan IDR 50rb kepada pencuci. Ia sempat bertanya, apakah saya punya uang pecahan yang lebih kecil. Lantas, saya mengecek kembali isi dompet saya (yang sebenarnya saya sudah tahu tidak ada pecahan kecil), dan segera mengatakan bahwa saya tidak memiliki uang pecahan kecil. Kemudian ia berjalan ke belakang untuk menyiapkan uang kembalian. Tidak sampai satu menit, ia kembali dan menyerahkan kepada saya beberapa kombinasi pecahan uang kecil. Sekilas saya lihat terdapat pecahan uang IDR 20rb, 5rb, dan 2rb. Saya menerimanya, melipatnya, dan memasukkan ke kantong celana sambil mengucapkan terima kasih kepadanya. Tiba-tiba, dijawabnya demikian, "Mas, dihitung dulu saja." Sekilas perkataan itu biasa saja. Namun mendengar respon tersebut membuat saya cukup tersentak, dan memalingkan muka kepadanya, mengangguk, dan tersenyum. Lalu saya segera mengeluarkan kumpulan pecahan uang tadi, lalu menghitungnya dengan seksama. Setelah itu, saya sampaikan bahwa kembaliannya sudah pas, yaitu sejumlah IDR 38rb. Sebagai informasi, harga jasa cucian motor adalah IDR 12rb untuk motor kecil dan IDR 15rb untuk motor besar. Tidak dijelaskan lebih jauh apa definisi motor biasa dan motor besar.

Setelah menyampaikan terima kasih, saya bergegas pulang, dan dalam perjalanan pulang saya teringat akan kata-kata pencuci itu yang meminta saya menghitung kembali uang kembalian yang saya terima. Saya berpikir bahwa agak langka di zaman now ini karakter yang demikian. Hal ini diperkuat dengan membandingkan Tempat A. Seringkali kali saya menggunakan jasa cuci motor di Tempat A. Boro-boro diminta untuk menghitung kembalian, uang kembalian saja belum tentu diberikan (bila membayar dengan pecahan IDR 15rb). Padahal terpampang jelas tarif di sana, yang mana besarannya sama antara Tempat A dan Tempat B. Selama ini, saya hanya mengira-ngira bahwa motor Honda Vario saya dikategorikan motor besar di Tempat A. Jadi selama ini saya tidak pernah mempermasalahkan hal tersebut selama kualitas cucian baik.

Setelah sampai di rumah, saya kembali mengingat karakter baik yang dimiliki oleh pencuci Tempat B, dan juga membandingkan karakter yang (menurut saya) kurang baik yang dimiliki pencuci Tempat A. Tak lama setelah itu, pemikiran saya kembali kepada diri sendiri. Saya masuk A atau B? Parahnya  hati nurani saya menjawab A. Mungkin bukan dalam kasus yang sama persis seperti di atas. Misalnya waktu saya kecil, saya kurang ikhlas dan ogah-ogahan kalau diminta tolong oleh orang tua membeli sesuatu ke luar rumah yang mana di saat bersamaan saya sedang asyik nonton tv. Sedangkan di zaman now ini, mungkin juga saya sesekali menggerutu apabila ada rekan kerja yang meminta data ataupun memberikan masukan atas kerjaan saya.

Mari, belajar memiliki karakter seperti pencuci Tempat B.

Sekian.