Sunday, February 25, 2018

Rasa itu Terseleksi

Orang bilang, love is easy. Benarkah? Sayangnya bagiku tidak. Namun tak jua berarti sebaliknya.

Mayoritas, cinta turun dari mata ke hati. Selanjutnya? Terserah anda, begitu bunyi sebuah iklan lawas.

Kalau naksir, gaya garuk-garuk, gaya tertawa, gaya bicara, gaya bengong, gaya menguap, bahkan ngupil pun bisa terlihat indah. Sebaliknya, secantik apapun seorang perempuan, kalau kita nggak sreg dengan gaya garuk-garuknya, gaya tertawanya, gaya bicaranya, gaya bengongnya, gaya menguapnya, semua bisa ambyar seketika. Apalagi ngupil, jangan ditanya lagi. Bukan kartu kuning lagi taruhannya, tapi kartu merah plus larangan tampil di laga-laga selanjutnya.

Artinya? Rasa itu terseleksi.

Lainnya, cinta berjalan karena terbiasa. Terpupuk, tersiram, terjemur, dan tumbuh karena kecocokan dan tak berasal dari pandangan pertama, mungkin pandangan keseribu atau malah keserbapak.

Tak hanya melahirkan tawa, cinta tak urung menerbitkan air mata. Tak berarti cengeng, karena air mata bukanlah tanda kelemahan, apalagi kekalahan. Otomatis, tawa tak selalu menjadi tanda kesenangan dan kemenangan.

Tanpa keduanya - tawa dan air mata, cinta belumlah paripurna.

No comments:

Post a Comment